JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PERCOBAAN
I
”Bobot Jenis Dan Rapat Jenis”
Disusun
Oleh :
NAMA : ANDI
HIJRAWATI ( PO.713251141101
)
ANDRIANI ( PO.713251141102 )
ARINIL HIDAYAH ( PO.713251141103 )
AULIA DWI PUTRI ( PO.713251141104 )
AULIYA NAHDA ( PO.713251141105 )
AYUK INDAH SARI ( PO.713251141106 )
DIAN FITRIYANI ( PO.713251141108 )
EFRIYANI BARUNG ( PO.713251141110 )
ELISABETH JUJE DC ( PO.713251141111 )
FAISAL ( PO.713251141112 )
FINELYA BL ( PO.713251141113 )
FITRA ( PO.713251141114 )
FLORENSIA SANDY M. ( PO.713251141115 )
GHINA RAMADHANI ( PO.713251141116 )
KELAS : IC1
KELOMPOK : I
HARI/TGL PRAKTEK : KAMIS,
12 MARET 2015
PEMBIMBING :
DWI RACHMAWATY, S.Si., M.Kes.
MAKASSAR
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan
perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml.
Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel dengan
bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki satuan. Dan massa jenis
adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu
tertentu (biasanya 25o).
Density merupakan salah satu dari sifat intensif.
Dengan kata lain, kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari
suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil
kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu
senyawa, kerapatannya makin besar. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa
berbeda-beda. Berdasarkan pada teori ini maka dilakukanlah percobaan penentuan
bobot jenis suatu larutan.
Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting
diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis
kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk
larutan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu
zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui
bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau
tidak dengan zat lainnya. Denga mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan
bobot jenis maka percobaan ini dilakukan
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
1.
Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami cara penetapan bobot
jenis dan rapat jenis dari air
suling, gliserin, parafin, alkohol dan minyak goreng dengan menggunakan piknometer dan
hydrometer.
2. Tujuan
Percobaan
Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari air
suling, gliserin, paraffin, alcohol, minyak goreng dengan menggunakan
piknometer dan hydrometer.
1.3
PRINSIP
PERCOBAAN
Menetapkan
massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti air suling,
gliserin, parafin, alkohol dan minyak goreng ke dalam alat yang akan digunakan
yaitu piknometer dan hydrometer kemudian dihitung bobot jenisnya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
TEORI UMUM
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara
bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 12oC).
Sedangkan rapat jenis (specific grafity) adalah perbandingan antara bobot jenis
suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o,
25o/4o, 4o/4o). untuk bidang
farmasi, biasanya 25o/25o. (Ditjen POM, 1995)
Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan,
dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara
pada suhu 25o terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama.
bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat
diudara oada suhu yang di tetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu
yang sama. Bila suhu 25oC zat terbentuk padat, tetapkan bobot jenis
pada suhu yang telahh tertera pada masing-masing monografi dan mengacu pada air
yang tetap pada suhu 25oC. (Ditjen POM, 1995)
Menurut definisi, rapat jenis adlah perbandingan
yang dinyatakan dalam decimal, dari suatu zat terhadap berat dari standar dalam
volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature
yang telah diketahui. air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,
hydrogen atau udara untuk gas. dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama
menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk
digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis
adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan
dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih
sering didefinisikan sebagai perbandinga yang massa dari suatu zat terhadap
massa sejumlah volume air pada suhu 4oC atau temperature lain yang
telah ditentukan (Martin,
1993).
Metode penentuan untuk
cairan :
a. Metode
Piknometer
Prinsip metode ini
didasarkann atas ketentuan massa cairan danpenetuan ruang, yang ditempati
cairan ini. Untuk inni dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan
piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai
keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini
terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
b. Metode
Neraca Hidrostatik
Metode ii berdasaarkan
hokum Achimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan hilang
massa sebesar barat volume cairan yang terdesak.
c. Metode
Mohr-westphal
Benda dari kaca
dibenamkan tergantung pada blok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama
dan disetimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan
neraca mohr-westphal adalah penggunaan waktu yang singkat dan mudah dilakukan.
d. Metode
Areometer
Penentuan kerapatan
dengan aerometer berskala (timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan
seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua
ujung ditutup dengan pelelehan.
2.2
URAIAN
BAHAN
1. Air
Suling (FI III Hal. 96)
Nama
resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai sampel
2.
Alkohol
(FI III Hal. 65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Pemerian : Cairan
tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala
biru yang tidak berasap.
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai
sampel
3.
Gliserin
(FI III Hal. 271)
Nama Resmi : GLYCEROLUM
Nama Lain :
Gliserol, Gliserin
RM : C3H8O3
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa
lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20̊.
Kelarutan :
Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai
sampel
4.
Parafin
Liq
(FI III Hal. 474)
Nama Resmi :
PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Lain :
Parafin cair
Pemerian : Cairan
kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau;
hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan
dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Sebagai
sampel
5.
Minyak
Kelapa
(FI III Hal. 456)
Nama Resmi :
OLEUM COCOS
Nama Lain :
Minyak Kelapa
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna atau
kuning pucat; bau khas, tidaak tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P
pada suhu 60̊; sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahay, di tempat sejuk.
Kegunaan : Sebagai
sampel
BAB
III
METODE KERJA
3.1 ALAT
DAN BAHAN
3.1.1
Alat yang digunakan :
Ø
Piknometer
Ø
Hidrometer
Ø
Termometer
Ø
Gelas
Ukur 250 ml
Ø
Gelas
Kimia
3.1.2
Bahan yang digunakan :
Ø
Aquadest
Ø
Alkohol
Ø
Gliserin
Ø
Parafin
Ø
Minyak
Kelapa
3.2 PROSEDUR
KERJA
a)
Mengukur
Massa Jenis Menggunakan Piknometer
1.
Dibersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas
tetesan air dengan cara setelah dibersihkan dengan aquadest, bilas dengan
pelarut aseton atau alcohol 96%
2.
Dipanaskan piknometer pada suhu 100̊C selama 1 jam, kemudian
masukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Timbang dalam neraca analitik (bobot
a gram).
3.
Diisikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer
hingga penuh.
4.
Seluruh
piknometer mencapai derajat 20̊ menggunakan thermometer.
5.
Setelah
suhu mencapai tepat 25̊ segera piknometer ditutup dan lap dengan kain bersih.
Biarkan pada suhu kamar dan timbang secara teliti menggunakan neraca analitik
(bobot b gram).
6.
Hitung
bobot jenis = (b - a) gr / vol. (ml)
b)
Mengukur
Massa Jenis Menggunakan Hidrometer
1.
Diambil gelas ukur volume 250 ml, selanjutnya masukkan
cairan yang akan diukur.
2.
Dicari literatur di pustaka bobot jenis masing-masing sampel
3.
Dipilihlah hidrometer yang sesuai dengan BJ di pustaka
4.
Hidrometer
yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu
5.
Dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang
akan diperiksa
6.
Dicatat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan. Angka
tersebut menunjukkan bobot jenisnya
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1
DATA PENGAMATAN
a.
Piknometer
No
|
Nama Sampel
|
Volume Piknometer (ml)
|
Berat pikno kosong (gram)
|
Berat pikno+sampel (gram)
|
MJ
|
1
|
Air
|
50
|
26,01
|
75,58
|
0,9914
|
2
|
Alkohol
|
25
|
14,69
|
34,60
|
0,7964
|
3
|
Gliserin
|
10
|
12,73
|
25,41
|
0,1268
|
4
|
Parafin Liquidum
|
25
|
11,73
|
33,58
|
0,874
|
5
|
Oleum Cocos
|
25
|
26,99
|
50,44
|
0.938
|
b.
Hidrometer
No
|
Nam sampel
|
Volume gelas ukur (ml)
|
Bj (g/ml)
|
Mj
|
1
|
Air
|
250 ml
|
0,985
|
0,986
|
2
|
Alkohol
|
250 ml
|
0,77
|
0,76
|
3
|
Gliserin
|
250 ml
|
1,25
|
1,24
|
4
|
Parafin
liquidum
|
259 ml
|
0,8
|
0,805
|
5
|
Oleum cocos
|
250 ml
|
0,9
|
0,895
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Bobot jenis adalah
rasio bobot suatu zat terhadap zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama
dan dinyatakan dalam decimal. penting untuk membedakan antara kerapatan dan
bobot jenis. Kerapatan adalah massa persatuan volume, yaitu bobot zat persatuan
volume. Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan
digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan
senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa
obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan
/ daya larut suatu zat.
Alat yang digunakan
pada percobaan kali ini adalah piknometer dan hydrometer untuk mencari bobot
jenis.
Untuk melakukan
percobaan ini, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian
dibilas untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi, pembilasan
dilakukan untuk menghilangkan sisa dari pembersihan, karena biasanya pencucian
meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehingga dapat
mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong yang juga akan mempengaruhi
nilai bobot jenis sampel.
Pada saat pengisian
sampel harus melalui bagian dinding dalam piknometer untuk menghindari
terjadinya gelembung udara. Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan
menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan, kerugiannya berkaitan
dengan ketelitian penimbangan.
Pada percobaan kali ini
didapat isi (berat sampel) air 75,58 gram; alcohol 34,60 gram; gliserin 25,41
gram; paraffin 33,58 gram; oleum cocos 50,44 gram dan untuk bobot jenis
diperoleh air 0,9914 g/ml; alcohol 0,7964 g/ml; gliserin 1,268 g/ml; paraffin
liquid 0.874 g/ml; oleum cocos 0,938 g/ml.
Adapun metode kerja
untuk metode hydrometer, pertama-tama disiapkan hydrometer, lalu masukan sampel
kedalam hydrometer sebanyak 250 ml. Kemudian gelas ukur yang telah diisi sampel
tadi dicelupkan hydrometer.
Prinsip kerja hydrometer
didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung
oleh kekuatan sama dengan berat fluida
yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut, lebih
jauh hydrometer akan tenggelam. Hydrometer biasanya terbuat dari kaca dan
terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau
mengarah ditembak untuk membuatnya mengapung tegak.
Penentuan bobot jenis
dengan menggunakan hydrometer lebih cepat dari pada penentuan bobot jenis
dengan menggunakan piknometer, tetapi biasanya dapat menunjukkan hasil yang
tidak tepat.
Terdapat sedikit perbedaan berat jenis dari literatur dengan
berat jenis yang didapatkan secara praktek hal ini mungkin dikarenakan kurang
teliti dalam menimbang piknometer beserta zat cair dan zat padatnya. Kebersihan
dari piknometer pun harus dilihat. Piknometer harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan tetesan pada dinding
alat yang dibersihkan pada sampel minyak (karena sifat minyak yg sukar dibersihkan
dengan air), sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil penimbangan
piknometer kosong yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel. Dan
pada pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk
mengelakkan terjadinya gelembung udara.
Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk
mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian
suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan teori
yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut
memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui hal tersebut dengan menggunakan piknometer, maka dilakukanlah percobaan
penentuan kerapatan dan bobot jenis ini. Dalam farmasi,
perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat, dan air
merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah
didapat dan mudah dimurnikan. (Howard, Ansel., 1989)
Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
berat jenis suatu zat seperti temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa
yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat
jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan
senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena
itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC
(suhu kamar). Adapun massa jenis jika zat mempunyai massa yang besar maka
kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar dan volume zat juga berpengaruh.
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta
kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya. Aplikasinya berat jenis dapat
digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain untuk menentukan kemurnian suatu zat,
mengenal keadaan zat dan untuk menunjukkan kepekatan larutan.
BAB
VI
PENUTUP
6.1
KESIMPULAN
Kerapatan adalah masa perunit volume suatu zat pada
temperature tertentu. dalam percobaan dengan menggunakan piknometer, alcohol
50% mempuunyai kerapatan 0,92 g/cm3, alcohol 60% mempunyai kerapatan
0,91 g/cm3 dan alcohol 70% mempunyai kerapatan 0,81 g/cm3.
Pada intinya, bobot cairan itu berbeda, bobot air dan alcohol mempunyai
kerapatan yang berbeda, oleh sebab itu jika masing-masing caiaran tersebut
ditimbang, akan menghasilkan berat yang berbeda,walaupun dalam bentuk
milliliter sama jumlahnya.
6.2
SARAN
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya,
lebih mengefektifkan waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada
masing-masing kelompok. Alat-alat laboratorium agar segera dilengkapi untuk
menunjang jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C, 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
Edisi Keempat, Terjemahan Oleh Farid Ibrahim. UI Press: Jakarta.
Arisanty,dkk. 2015. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika.
Poltekkes Kemenkes: Makassar
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Martin, A. 1990. Farmasi
Fisik I. UI-Press: Jakarta
Lampiran
1.
Menghitung
massa jenis dan bobot jenis menggunakan piknometer
·
Massa jenis = ((berat pikno + sampel) - pikno kosong) / volume piknometer
·
Bobot jenis = MJ sampel / MJ air
Aquadest
|
|||
Vol.pikno
|
Berat pikno kosong
|
Berat pikno + sampel
|
|
Sampel
1
|
50 ml
|
26,01 gr
|
75,48 gr
|
Sampel
2
|
75,49 gr
|
||
Sampel
3
|
75,49 gr
|
||
Total
|
226,76 gr
|
||
Rata-rata
|
75,586 gr
|
Massa
jenis = (75, 586 g - 26,01 g) / 50 ml
=
0,9915 gr/ml
=
1
Alkohol
|
|||
Vol.pikno
|
Berat pikno kosong
|
Berat pikno + sampel
|
|
Sampel
1
|
25 ml
|
14,69 gr
|
34,63 gr
|
Sampel
2
|
34,63 gr
|
||
Sampel
3
|
34,56 gr
|
||
Total
|
103,82 gr
|
||
Rata-rata
|
34,606 gr
|
Massa
jenis = (34,606 g - 14,69 g) / 25 ml
=
0,7964 gr/ml
Bobot
jenis = (0,7964 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
= 0,803
Gliserin
|
|||
Vol.pikno
|
Berat pikno kosong
|
Berat pikno + sampel
|
|
Sampel
1
|
10 ml
|
12,73 gr
|
25,36 gr
|
Sampel
2
|
25,43 gr
|
||
Sampel
3
|
25,45 gr
|
||
Total
|
76,24 gr
|
||
Rata-rata
|
25,413 gr
|
Massa
jenis = (25,413 gr - 12,73 gr) / 10 ml
Bobot
jenis =
(1,268 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
=
1,278
Paraffin Liq.
|
|||
Vol.pikno
|
Berat pikno kosong
|
Berat pikno + sampel
|
|
Sampel
1
|
25 ml
|
11,73 gr
|
33,59 gr
|
Sampel
2
|
33,59 gr
|
||
Sampel
3
|
33,58 gr
|
||
Total
|
100,76 gr
|
||
Rata-rata
|
33,586 gr
|
Massa
jenis = (33,586 gr -11,73 gr) / 25 ml
=
0,874 gr/ml
Bobot
jenis = (0,874 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
=
0,881
Ol. Cocos
|
|||
Vol.pikno
|
Berat pikno kosong
|
Berat pikno + sampel
|
|
Sampel
1
|
25 ml
|
26,99 gr
|
50,44 gr
|
Sampel
2
|
50,44 gr
|
||
Sampel
3
|
50,44 gr
|
||
Total
|
151,32 gr
|
||
Rata-rata
|
50,44 gr
|
Massa
jenis = (50,44 gr - 26,99 gr) / 25 ml
=
0,938 gr/ml
Bobot
jenis =
(0,938 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
=
0,946
2.
Menghitung
massa jenis dan bobot jenis menggunakan hydrometer
Nama Sampel
|
Pengukuran 1
|
Pengukuran 2
|
Skala
|
Suhu
|
Aquadest
|
1,000
|
0,950
|
10
|
29oC
|
Alkohol
|
0,75
|
0,8
|
10
|
|
Gliserin
|
1,2
|
1,3
|
9
|
|
Paraffin Liq.
|
0,800
|
0,850
|
10
|
|
Ol. Cocos
|
0,85
|
0,9
|
10
|
·
Aquadest
Pengukuran 1 : Massa Jenis = = 0,985
Pengukuran
2 : Massa Jenis = = 0,985
·
Alkohol
Pengukuran 1 : Massa Jenis = = 0,76
·
Gliserin
Pengukuran 1 : Massa Jenis = = 1,24
Pengukuran
2 : Massa Jenis = = 1,24
·
Paraffin Liq.
Pengukuran 1 : Massa Jenis = = 0,805
Pengukuran 2 : Massa Jenis = = 0,805
Pengukuran 1 : Massa Jenis = = 0,895
Pengukuran 2 : Massa Jenis = = 0,895
Tidak ada komentar:
Posting Komentar