Rabu, 29 April 2015

Lapora Farmasi Fisika



LABORATORIUM FARMASI FISIKA
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

PERCOBAAN I
”Bobot Jenis Dan Rapat Jenis”












Disusun Oleh :
          NAMA :         ANDI HIJRAWATI                       ( PO.713251141101 )
                                 ANDRIANI                                    ( PO.713251141102 )
                                 ARINIL HIDAYAH                      ( PO.713251141103 )
                                 AULIA DWI PUTRI                      ( PO.713251141104 )
                                 AULIYA NAHDA                         ( PO.713251141105 )
                                 AYUK INDAH SARI                    ( PO.713251141106 )
                                 DIAN FITRIYANI                         ( PO.713251141108 )
                                 EFRIYANI BARUNG                   ( PO.713251141110 )
                                 ELISABETH JUJE DC                  ( PO.713251141111 )
                                 FAISAL                                          ( PO.713251141112 )
                                 FINELYA BL                                 ( PO.713251141113 )
                                 FITRA                                             ( PO.713251141114 )
                                 FLORENSIA SANDY M.             ( PO.713251141115 )
                                 GHINA RAMADHANI                 ( PO.713251141116 )
          KELAS                           : IC1
          KELOMPOK                 : I
          HARI/TGL PRAKTEK : KAMIS, 12 MARET 2015
          PEMBIMBING              : DWI RACHMAWATY, S.Si., M.Kes.

MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki satuan. Dan massa jenis adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25o).
Density merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain, kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu senyawa, kerapatannya makin besar. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda-beda. Berdasarkan pada teori ini maka dilakukanlah percobaan penentuan bobot jenis suatu larutan.
Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Denga mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
1.      Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis dari air suling, gliserin, parafin, alkohol dan minyak goreng dengan menggunakan piknometer dan hydrometer.
2.    Tujuan Percobaan
Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari air suling, gliserin, paraffin, alcohol, minyak goreng dengan menggunakan piknometer dan hydrometer.

1.3    PRINSIP PERCOBAAN
Menetapkan massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti air suling, gliserin, parafin, alkohol dan minyak goreng ke dalam alat yang akan digunakan yaitu piknometer dan hydrometer kemudian dihitung bobot  jenisnya.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI UMUM
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 12oC). Sedangkan rapat jenis (specific grafity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o). untuk bidang farmasi, biasanya 25o/25o. (Ditjen POM, 1995)
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25o terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat diudara oada suhu yang di tetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu 25oC zat terbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telahh tertera pada masing-masing monografi dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 25oC. (Ditjen POM, 1995)
Menurut definisi, rapat jenis adlah perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui. air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandinga yang massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 4oC atau temperature lain yang telah ditentukan (Martin, 1993).
Metode penentuan untuk cairan :
a.       Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkann atas ketentuan massa cairan danpenetuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk inni dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
b.      Metode Neraca Hidrostatik
Metode ii berdasaarkan hokum Achimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan hilang massa sebesar barat volume cairan yang terdesak.


c.       Metode Mohr-westphal
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada blok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca mohr-westphal adalah penggunaan waktu yang singkat dan mudah dilakukan.
d.      Metode Areometer
Penentuan kerapatan dengan aerometer berskala (timbangan benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.

2.2    URAIAN BAHAN
1.      Air Suling (FI III Hal. 96)
Nama resmi      :  AQUA DESTILLATA
Nama lain         :  Air suling
RM/BM           : H2O/18,02
Pemerian          : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan         : Sebagai sampel
2.      Alkohol (FI III Hal. 65)
Nama Resmi    :  AETHANOLUM
Nama Lain       : Etanol, Alkohol
Pemerian         :  Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa  panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan        : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan       : Sebagai sampel

3.      Gliserin (FI III Hal. 271)
Nama Resmi    : GLYCEROLUM
Nama Lain       : Gliserol, Gliserin
RM                   : C3H8O3
 Pemerian          : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20̊.
Kelarutan          : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan          : Sebagai sampel

4.      Parafin Liq (FI III Hal. 474)
Nama Resmi    : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Lain       : Parafin cair
 Pemerian          : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa.
 Kelarutan         : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
 Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
 Kegunaan         : Sebagai sampel

5.      Minyak Kelapa (FI III Hal. 456)
Nama Resmi    : OLEUM COCOS
Nama Lain       : Minyak Kelapa
 Pemerian          : Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas, tidaak tengik.
 Kelarutan         : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60̊; sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
 Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahay, di tempat sejuk.
 Kegunaan         : Sebagai sampel

BAB III
METODE KERJA

3.1    ALAT DAN BAHAN
3.1.1        Alat yang digunakan :
Ø  Piknometer
Ø  Hidrometer
Ø  Termometer
Ø  Gelas Ukur 250 ml
Ø  Gelas Kimia

3.1.2        Bahan yang digunakan :
Ø  Aquadest
Ø  Alkohol
Ø  Gliserin
Ø  Parafin
Ø  Minyak Kelapa

3.2    PROSEDUR KERJA
a)      Mengukur Massa Jenis Menggunakan Piknometer
1.      Dibersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan air dengan cara setelah dibersihkan dengan aquadest, bilas dengan pelarut aseton atau alcohol 96%
2.      Dipanaskan piknometer pada suhu 100̊C selama 1 jam, kemudian masukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Timbang dalam neraca analitik (bobot a gram).
3.      Diisikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer hingga penuh.
4.      Seluruh piknometer mencapai derajat 20̊ menggunakan thermometer.
5.      Setelah suhu mencapai tepat 25̊ segera piknometer ditutup dan lap dengan kain bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang secara teliti menggunakan neraca analitik (bobot b gram).
6.      Hitung bobot jenis = (b - a) gr / vol. (ml)

b)      Mengukur Massa Jenis Menggunakan Hidrometer
1.      Diambil gelas ukur volume 250 ml, selanjutnya masukkan cairan yang akan diukur.
2.      Dicari literatur di pustaka bobot jenis masing-masing sampel
3.      Dipilihlah hidrometer yang sesuai dengan BJ di pustaka
4.      Hidrometer yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu
5.      Dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan diperiksa
6.      Dicatat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan. Angka tersebut menunjukkan bobot jenisnya


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1       DATA PENGAMATAN
a.         Piknometer
No
Nama Sampel
Volume Piknometer (ml)
Berat pikno kosong (gram)
Berat pikno+sampel (gram)
MJ
1
Air
50
26,01
75,58
0,9914
2
Alkohol
25
14,69
34,60
0,7964
3
Gliserin
10
12,73
25,41
0,1268
4
Parafin Liquidum
25
11,73
33,58
0,874
5
Oleum Cocos
25
26,99
50,44
0.938

b.        Hidrometer
No
Nam sampel
Volume gelas ukur (ml)
Bj (g/ml)
Mj
1
Air
250 ml
0,985
0,986
2
Alkohol
250 ml
0,77
0,76
3
Gliserin
250 ml
1,25
1,24
4
Parafin liquidum
259 ml
0,8
0,805
5
Oleum cocos
250 ml
0,9
0,895








BAB V
PEMBAHASAN

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam decimal. penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa persatuan volume, yaitu bobot zat persatuan volume. Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan / daya larut suatu zat.
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah piknometer dan hydrometer untuk mencari bobot jenis.
Untuk melakukan percobaan ini, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi, pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari pembersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong yang juga akan mempengaruhi nilai bobot jenis sampel.
Pada saat pengisian sampel harus melalui bagian dinding dalam piknometer untuk menghindari terjadinya gelembung udara. Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan, kerugiannya berkaitan dengan ketelitian penimbangan.
Pada percobaan kali ini didapat isi (berat sampel) air 75,58 gram; alcohol 34,60 gram; gliserin 25,41 gram; paraffin 33,58 gram; oleum cocos 50,44 gram dan untuk bobot jenis diperoleh air 0,9914 g/ml; alcohol 0,7964 g/ml; gliserin 1,268 g/ml; paraffin liquid 0.874 g/ml; oleum cocos 0,938 g/ml.
Adapun metode kerja untuk metode hydrometer, pertama-tama disiapkan hydrometer, lalu masukan sampel kedalam hydrometer sebanyak 250 ml. Kemudian gelas ukur yang telah diisi sampel tadi dicelupkan hydrometer.
Prinsip kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan sama dengan  berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut, lebih jauh hydrometer akan tenggelam. Hydrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau mengarah ditembak untuk membuatnya mengapung tegak.
Penentuan bobot jenis dengan menggunakan hydrometer lebih cepat dari pada penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer, tetapi biasanya dapat menunjukkan hasil yang tidak tepat.
Terdapat sedikit perbedaan berat jenis dari literatur dengan berat jenis yang didapatkan secara praktek hal ini mungkin dikarenakan kurang teliti dalam menimbang piknometer beserta zat cair dan zat padatnya. Kebersihan dari piknometer pun harus dilihat. Piknometer harus dibersihkan terlebih dahulu dengan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan pada sampel minyak (karena sifat minyak yg sukar dibersihkan dengan air), sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel. Dan pada pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara.
Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hal tersebut dengan menggunakan piknometer, maka dilakukanlah percobaan penentuan kerapatan dan bobot jenis ini. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. (Howard, Ansel., 1989)
Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis suatu zat seperti temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar). Adapun massa jenis jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar dan volume zat juga berpengaruh. Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya. Aplikasinya berat jenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain untuk menentukan kemurnian suatu zat, mengenal keadaan zat dan untuk menunjukkan kepekatan larutan.

















BAB VI
PENUTUP

6.1       KESIMPULAN
Kerapatan adalah masa perunit volume suatu zat pada temperature tertentu. dalam percobaan dengan menggunakan piknometer, alcohol 50% mempuunyai kerapatan 0,92 g/cm3, alcohol 60% mempunyai kerapatan 0,91 g/cm3 dan alcohol 70% mempunyai kerapatan 0,81 g/cm3. Pada intinya, bobot cairan itu berbeda, bobot air dan alcohol mempunyai kerapatan yang berbeda, oleh sebab itu jika masing-masing caiaran tersebut ditimbang, akan menghasilkan berat yang berbeda,walaupun dalam bentuk milliliter sama jumlahnya.

6.2       SARAN
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing kelompok. Alat-alat laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum.





DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C, 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Terjemahan Oleh Farid Ibrahim. UI Press: Jakarta.
Arisanty,dkk. 2015. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Poltekkes Kemenkes: Makassar
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.  Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisik I. UI-Press: Jakarta








Lampiran
1.        Menghitung massa jenis dan bobot jenis menggunakan piknometer
·           Massa jenis = ((berat pikno + sampel) - pikno kosong) / volume piknometer

·           Bobot jenis = MJ sampel / MJ air
Aquadest

Vol.pikno
Berat pikno kosong
Berat pikno + sampel
Sampel 1
50 ml
26,01 gr
75,48 gr
Sampel 2
75,49 gr
Sampel 3
75,49 gr
Total
226,76 gr
Rata-rata
75,586 gr

Massa jenis      = (75, 586 g - 26,01 g) / 50 ml
= 0,9915 gr/ml
Bobot jenis      = (0,9914 gr/ ml) / (0,9914 gr/ml)
= 1

Alkohol          

Vol.pikno
Berat pikno kosong
Berat pikno + sampel
Sampel 1
25 ml
14,69 gr
34,63 gr
Sampel 2
34,63 gr
Sampel 3
34,56 gr
Total
103,82 gr
Rata-rata
34,606 gr
Massa jenis      = (34,606 g - 14,69 g) / 25 ml
= 0,7964 gr/ml
Bobot jenis      = (0,7964 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
=  0,803
Gliserin

Vol.pikno
Berat pikno kosong
Berat pikno + sampel
Sampel 1
10 ml
12,73 gr
25,36 gr
Sampel 2
25,43 gr
Sampel 3
25,45 gr
Total
76,24 gr
Rata-rata
25,413 gr

Massa jenis      = (25,413 gr - 12,73 gr) / 10 ml        
= 1,268 gr/ml
Bobot jenis      =  (1,268 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
= 1,278

Paraffin Liq.

Vol.pikno
Berat pikno kosong
Berat pikno + sampel
Sampel 1
25 ml
11,73 gr
33,59 gr
Sampel 2
33,59 gr
Sampel 3
33,58 gr
Total
100,76 gr
Rata-rata
33,586 gr

Massa jenis      = (33,586 gr -11,73 gr) / 25 ml                   
= 0,874 gr/ml
Bobot jenis      = (0,874 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
= 0,881

Ol. Cocos

Vol.pikno
Berat pikno kosong
Berat pikno + sampel
Sampel 1
25 ml
26,99 gr
50,44 gr
Sampel 2
50,44 gr
Sampel 3
50,44 gr
Total
151,32 gr
Rata-rata
50,44 gr

Massa jenis      = (50,44 gr - 26,99 gr) / 25 ml                       
= 0,938 gr/ml
Bobot jenis      = (0,938 gr/ml) / (0,9914 gr/ml)
= 0,946
2.        Menghitung massa jenis dan bobot jenis menggunakan hydrometer
Nama Sampel
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Skala
Suhu
Aquadest
1,000
0,950
10
29oC
Alkohol
0,75
0,8
10
Gliserin
1,2
1,3
9
Paraffin Liq.
0,800
0,850
10
Ol. Cocos
0,85
0,9
10

·         Aquadest
Pengukuran 1  : Massa Jenis =  = 0,985
Pengukuran 2  : Massa Jenis = = 0,985

·         Alkohol
Pengukuran 1  : Massa Jenis = = 0,76
Pengukuran 2  : Massa Jenis =  = 0,76
·         Gliserin
Pengukuran 1  : Massa Jenis = = 1,24
Pengukuran 2  : Massa Jenis = = 1,24


·         Paraffin Liq.
Pengukuran 1  : Massa Jenis = = 0,805
Pengukuran 2  : Massa Jenis = = 0,805
·         Ol. Cocos
Pengukuran 1  : Massa Jenis = = 0,895
Pengukuran 2  : Massa Jenis = = 0,895






                                   
             
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar